Revolusi Model Pertanian Anti Kapitalis Kuba Yang Diapresiasi Dunia

11 Oktober 2022 | 11:31
Revolusi Model Pertanian Anti Kapitalis Kuba Yang Diapresiasi Dunia
  Liberte Times
Penulis
|
Editor Khairun
Bagikan:

LBT | Banda Aceh – Melansir dari Channel Youtube/Young Agropreneur, tulisan ini akan mengeksplorasi bagaimana perjalanan hebat Kuba serta revolusi yang meyertai di dunia pertaniannya.

Sebagaimana yang telah dilaporkan oleh UNEP Green Economy, setelah Uni Soviet runtuh, negara kepulauan di Karibia, Amerika Latin ini harus berhadapan dengan embargo berkepanjangan dari Amerika Serikat dan sekutunya, terutama di sektor pertanian.

Model pertanian ini secara tegas merepresentasikan gaya komunis Kuba anti kapitalis dengan model pertanian lokal yang tidak bergantung dengan negara lain.

Dan berhasil membawa kemandirian pangan.

Model pertanian Kuba yang mendapat banyak apresiasi dunia internasional ini menarik untuk dipelajari.

 

Historis Kuba Dalam Ambang Krisis Pangan

Sejak dulu Kuba sangat bergantung pada impor pangan, Kuba sangat terpukul sejak runtuhnya Uni Soviet sebagai pemimpin blok komunisme, terutama sektor pertaniannya yang sangat bergantung pada teknologi dan input pertanian seperti pupuk dan pestisida kimia dari Soviet.

Hal ini diperparah dengan embargo ekonomi dari Amerika Serikat dan sekutunya dikarenakan revolusi Kuba telah menjatuhkan kepemimpinan Presiden sebelumnya yang di back up oleh Amerika Serikat. Kondisi ini membuat Kuba mengalami krisis pangan yang sempat mengancam kehancuran negara itu.

Tetapi gaung revolusi Kuba yang didalamnya juga merevolusi sistem pertanian negara, mampu memompa semangat rakyat Kuba untuk bangkit dan menjadi negara mandiri tanpa bergantung dari negara lain seperti yang terjadi sebelumnya.

Kuba beralih ke pertanian organik. Upaya ini telah berhasil menciptakan kemandirian di bidang pertanian.

 

Babak Baru Kemandirian Pertanian Kuba

Diberitakan bahwa Pemerintah Kuba merespon krisis pangan yang mendera negara pada September 1993, dengan terobosan awal yaitu menghilangkan sistem kepemilikan lahan oleh pemerintah dan mengubahnya menjadi lahan bersama yang dikelola oleh masyarakat.

Lebih dari 80% lahan pertanian yang dulu dimiliki oleh negara kini dikembalikan ke petani dan dikelola oleh perusahaan yang dimiliki oleh para petani lokal. Walaupun petani tidak memiliki lahan secara langsung, mereka diperkenankan mengelola lahan secara gratis.

Selanjutnya petani merespon dengan terus belajar berbagai teknologi organik baru dengan memanfaatkan pupuk biologi, kompos, cacing tanah dan melakukan integrasi antara peternakan dengan sistem pertanian untuk meningkatkan produksi. Para petani Kuba berhasil mengubah kondisi kekurangan pupuk, pestisida dan bahan bakar menjadi peluang emas beralih ke model pertanian organik.

Usaha ini secara umum telah berhasil memberi manfaat bagi perekonomian masyarakat dan lingkungan. Manfaat lain model pertanian yang bebas pestisida ini akan membawa dampak positif bagi penduduk Kuba dalam jangka panjang. Kehidupan akan lebih sehat karena terbebas dari penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat memicu kanker dan penyakit bahaya lainnya.

 

Fidel Castro dan Agroekologi

Pemimpin tertinggi Kuba saat itu, Fidel Castro, melakukan revolusi model pertanian Kuba yang sebelumnya telah dilakukan secara industri dengan penggunaan mesin dan alat pertanian yang canggih untuk kembali ke pertanian ramah lingkungan yang disebut agroekologi.

Yang mana prinsip-prinsip ekologi diterapkan dalam pertanian agar berkelanjutan dan tidak bergantung pada bahan kimia. Model pertanian ini berhasil mengurangi ketergantungan Kuba terhadap impor. Sekarang ini, ¼ petani Kuba berhasil memasok 65% dari total produksi pangan negeri ini, dengan menggunakan model agroekologi.

Dilansir dari SoilAssociation.org, agroekologi adalah model pertanian berkelanjutan yang bekerja dengan alam. Agroekologi adalah penerapan konsep dan prinsip ekologi dalam pertanian, yaitu mengoptimalkan sumber daya lokal, memanfaatkan alam untuk bekerja secara alami seperti menyerbuki tanaman dan mengendalikan hama, upaya mitigasi terhadap perubahan iklim, serta mengurasi emisi beracun dan lainnya yang ramah lingkungan. Menempatkan petani dan masyarakat sebagai penggerak dengan mengadaptasi teknik pertanian agar sesuai dengan kondisi alam serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat lokal yang spesifik.

Petani mulai mengadopsi model pertanian model agroekologi di Kuba dengan dukungan para ilmuwan. Para ilmuwan bertanggung jawab langsung kepada para petani, dimana petani bukan dijadikan sebagai objek untuk dimanfaatkan, namun dihargai sebagai mitra untuk melakukan eksperimen dan inovasi dalam menciptakan model pertanian yang dapat menunjang produksi makanan secara berkelanjutan.

Ribuan sapi kembali menggantikan traktor yang tidak berfungsi karena ketiadaan bahan bakar dan suku cadang. Petani mengganti pupuk kimia dan pupuk nabati. Rumah tangga-rumah tangga di Kuba banyak berswasembada pangan sendiri dengan barter produk pertania dalam komunitas mereka.

Hasilnya, dari tahun 1996 hingga tahun 2005, produksi pangan per kapita pertahun di Kuba meningkat 4,2 %.

Dipublikasikan oleh Republica.co.id, bercocok tanam skala rumah tangga turut membantu Kuba melewati masa sulit saat di embargo ekonominya.

Miguel A. Altieri, Profesor agroekologi di University of California, menyebut Kuba adalah contoh paling nyata model pertanian ekologis ini.

Gerakan menanam dan beternak masa embargo tak hanya membuat rakyat Kuba cukup pangan, namun juga menyelamatkan ekonomi Kuba secara keseluruhan. Sebelum tahun 2000, Kuba masih mengimpor beberapa makanan termasuk produk-produk Amerika Serikat melalui pihak ketiga seperti unggas dan bungkil kedelai dengan nilai mencapai US$5 miliar. Namun setelah model pertanian agroekologi digiatkan, angka itu menukik turun hingga tinggal US$658 juta pada tahun 2008 dan menjadi US$300 juta pada tahun 2014.

 

Inovasi Pertanian Organoponicos

Sejak beralih ke model pertanian ramah lingkungan, berbagai penelitian dan inovasi dilakukan di sektor pertanian Kuba. Salah satunya melahirkan apa yang kemudian dikenal sebagai gerakan pertanian perkotaan yaitu model pertanian organoponicos.

Menurut catatan Wikipedia, Organopónicos atau organoponik adalah sistem pertanian perkotaan menggunakan kebun organik. Itu berasal dari Kuba dan sebagian besar masih terfokus di sana. Ini sering terdiri dari dinding beton tingkat rendah yang diisi dengan bahan organik dan tanah, dengan garis irigasi tetes diletakkan di permukaan media tanam.

Organoponicos adalah model pertanian lokal yang padat karya.

Kebijakan pemerintah dan Partai Komunis Kuba mendukung pertanian organik melalui program Programa Nacional de Agricultura Urbana atau program nasional pertanian perkotaan pada 1994 yang dirancang untuk mendorong para petani di perkotaan memproduksi pangan yang terdiversifikasi, sehat dan segar.

Petani organoponicos menggunakan berbagai macam teknik termasuk pengendalian hama terpadu, polikultur dan rotasi tanaman. Sebagian besar bahan organik juga diproduksi di dalam kebun melalui pengomposan. Hal ini memungkinkan produksi berlangsung dengan sedikit input berbasis minyak bumi.

Penduduk di Kota Havana mengubah lahan kosong dan halaman yang tidak terpakasi menjadi tempat beternak dan lahan pertanian mini. Hasilnya, 350 ribu lapangan kerja baru tersedia. Sebanyak 4 juta ton buah dan sayuran berhasil diproduksi setiap tahunnya di Havana. Naik 10 kali lipat dalam 10 tahun sejak krisis.

Kota berpenduduk 2,2 juta jiwa ini telah menjadi kota pertanian yang mandiri melalui model pertanian organoponicos.

Transisi Kuba ke model pertanian organik juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan penduduk dengan memberikan pendapatan yang stabil bagi sebagian populasi. Taman-taman kota bermunculan selama krisis ekonomi awal 1990 an dan berkembang menjadi sumber makanan penting bagi masyarakat sekitar.

Hari ini, Kuba memiliki 383 ribu peternakan perkotaan dan kebun sayur perkotaan seluas total 50 ribu hektar yang semula lahan tidak terpakai dan memproduksi lebih dari 1,5 juta ton sayuran. Peternakan paling produktif menghasilkan hingga 20 kg makanan per meter persegi, merupakan tertinggi di dunia dan tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Kebun perkotaan menyediakan 50-70 % kebutuhan sayuran segar yang dikonsumsi di kota-kota seperti Havana dan Villa Clara.

Diberitakan oleh SariAgri, seorang pejabat tinggi di Kementerian Pertanian Kuba mengatakan bahwa pertanian organik menempati posisi kunci dalam strategi Pemerintah Kuba untuk meningkatkan produksi pangan nasional hingga saat ini.

Akhirnya krisis pangan teratasi. Pada Maret 1998, sekitar 50% produksi sayuran Kuba diperoleh dari pertanian kota. Lalu pada tahun 2008, model pertanian perkotaan di Kuba menghasilkan lebih dari 1,4 juta ton makanan. Pada tahun 2000, tingkat asupan kalori rakyat Kuba berhasil dikembalikan ke 2.600 kal/hari. Pada tahun 2003, pertanian kota Kuba telah membawa 200 ribu orang bekerja di dalamnya.

Dengan demikian juga, perkotaan juga berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran.

Model pertanian kota mengubah pola konsumsi rakyat Kuba. Saat ini rakyat Kuba lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran. Alhasil, pola konsumsi ini membantu menurunkan penderita penyakit jantung hingga 25%.

Model pertanian kota juga berdampak manfaatnya terhadap dunia kesehatan. Beberapa kebun organik juga menanam obat-obat herbal. Obat-obat itu didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan ke berbagai apotek, rumah sakit dan klinik. Banyak dokter Kuba mendapat pelatihan terkait obat itu.

Selanjutnya Kuba mulai mengembangkan apa yang disebut ‘apotek hijau’. Model pertanian kota ini juga telah membuat Kuba tidak bergantung lagi pada impor.

Pada tahun 2007, Fidel Castro menulis, lebih dari tiga miliar orang di dunia terancam mati karena kelaparan akibat pengembangan biofuel (bahan bakar dari tumbuhan dan hewan).

Bagi rakyat Kuba, pertanian kota adalah solusi atas ancaman krisis pangan. Mereka menganggap ini sebagai solusi masa depan. Model pertanian kota juga mengatasi problem sampah, dimana sampah-sampah di Kuba bisa diolah menjadi pupuk bagi pertanian kota. Model pertanian kota juga mengubah kota-kota Kuba menjadi kota hijau yang efektif, mengurangi emisi karbon secara drastis.

 

“Pertanian organik merupakan bagian dari sistem strategis untuk berhasil melewati keadaan sulit yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19”

Elizabeth Pena – Kementerian Pertanian Kuba

Bagikan:

Tinggalkan Komentar